Friday, September 20, 2013

M A H A

M A H A

Maha adalah salah satu Marga yang ada di Tanah Pakpak tepatnya di Suak Kepas.Marga Maha merupakan keturunan Djor Parliman ( LIMAN ) yaitu salah satu dari beberapa cikal bakal Orang Pakpak.Namun suku batak (toba) mengklaim bahwa Marga Maha berasal dari toba,dikatakan bahwa Marga Maha adalah anak dari sorbanibanua yaitu raja huta lima yang hilang entah kemana.Memang sungguh miris bagaimana mungkin orang batak mengklaim anaknya yang hilang tersebut adalah Maha sedangkan Maha sendiri ialah anak dari Djor Parliman yang berasal dari India yang datang dengan saudaranya yang lain melalui Singkil menyusuri Kali Alas hingga hulu Lae Simbelin dan sampai di Kepas.
Marga Maha merupakan salah satu Marga Pakpak yang memiliki Ulayat terluas meliputi empat kenegrian sewaktu Pemerintahan Belanda yaitu Siempat Nempu (Kab.Dairi),Lae Njuhar,Kuta Gerat dan Pasir Belo.Berdasarkan cerita tetua Marga Maha pada era Kepemimpinan Keneppen Maha hingga Nipe Maha, Marga Maha sangatlah disegani oleh pihak lain hal ini dibuktikan bilamana Marga Maha mengadakan pesta maka disetiap perbatasan tanah Ulayatnya dipotonglah masing – masing tujuh ekor kerbau,yang mana kerbau tersebut disediakan oleh pihak Marga lain diluar Marga Maha.
Dalam berinteraksi sosial Marga Maha sangatlah menjunjung tinggi nilai dan norma adat sebagai pedoman hidup.Dalam hal ini Sulang Silima lah sebagai Hukum tertinggi,dimana dalam Sulang Silima semua hal mengenai kekerabatan,pertanian,pertahanan,perang dsb diatur sebagai mana mestinya namun tetap dinamis merujuk pada situasi yang ada.Marga Maha juga selalu bersifat terbuka dengan menerima kedatangan pihak lain selagi pihak lain tersebut masih menghargai tatanan adat yang ada di daerah tersebut.
Pada awal tahun 1900 Marga Maha juga melakukan perlawanan terhadap Kolonial Belanda.Pasukan Selimin dibawah kepemimpinan Raja Koser Maha (Gelar Pa Mahur) secara terbuka melawan tindakan kolonial Belanda.Sehingga banyak Panglima Marga Maha yang tertangkap,terbunuh dan diasingkan ke Pulau Nias.Namun Perjuangan mereka akhirnya mendapatkan hasil hingga keberadaan (Kerajaan) Marga Maha dan Agama Islam yang dianut oleh mereka diakui oleh pihak Belanda.
Pada tahun 1949 (Agresi Militer kedua) setelah Pemerintahan di Kab.Dairi menjadi Pemerintahan Sipil bukan lagi Pemerintahan Militer,diangkatlah anak dari Raja Koser Maha yaitu Raja Kisaren Masri Maha sebagai Kepala Pemerintahan pertama di Dairi namun hal ini tidak berlangsung lama karena Raja Kisaren Masri Maha dipanggil oleh Keresidenan Tapanuli ke Sibolga.Lalu  pada tahun 1964 sewaktu Kab.Dairi resmi memisahkan diri dari Kab.Tapanuli Utara maka melalui pemilihan Bupati oleh DPRD yang ketika itu berjumlah 20 orang maka sebagai pemenang suara terbanyak terpilihlah Mayor Raja Nembah Maha sebagai Bupati KDH Tk II Dairi yang pertama.
Dari hal tersebut diatas dapatlah kita simpulkan bahwa Marga Maha merupakan Putra Pakpak yang bisa diandalkan,mempunyai integritas jiwa patriot serta kepemimpinan yang baik hingga dapat eksis pada zamannya masing – masing.Masih banyak lagi Marga Maha yang eksistensinya diperhitungkan oleh Bangsa ini walaupun tidak dilakukan di kampung halamannya ,namun ini merupakan acuan kepada kita generasi muda agar dapat mengikuti jejak mereka terdahulu.Memang era orang tua kita tersebut telah berlalu namun bukan berarti Putra Putri Marga Maha tidak dapat meneruskan atau melanjutkan era kepemimpinan seperti orang tua kita terdahulu.
Marilah kita pelajari sejarah dengan baik,dimulai dengan sejarah Marga Maha kemudian sejarah Pakpak agar kita tahu bagaimana perjuangan Leluhur kita terdahulu dalam memperjuangkan Hak dan Martabatnya agar bisa diakui oleh Suku/Bangsa lain.Karena guru dan pahlawan kita yang pertama ialah kedua Orang tua kita dan mereka juga memiliki orang tua pula hingga seterusnya jadi tidaklah salah jika kita mempelajari sejarah Leluhur kita namun tanpa menjelek – jelek kan sejarah orang lain.

Bagi generasi muda Marga Maha marilah berkarya dibidang masing – masing,tunjukkan pada dunia bahwa Marga Maha masih ada bangunlah dari tidurmu.Kita tidak harus menjadi pemimpin namun jadilah manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.Hargailah Marga mu dengan cara menjaga harkat dan martabat Marga kita.Jaga dan lestarikan peninggalan yang masih ada dan tunjukkan eksistensi kita pada dunia..Lias ate,Njuah njuah.

7 comments:

  1. Alasan banyak yang meminta apa isi PIAGAM BALIGE, maka Saya Darman Pardosi Menulis Ulang Piagam Balige sbb :
    PIAGAM BALIGE
    Kami turunan dari :
    1. Sibagot ni Pohan, 2.Si Paittua, 3. Silahi Sabungan, 4. Si Radja Oloan, 5. Siradja Huta Lima, anak dari Tuan Sorba ni Banua (dari ibu Nai anting Malela br Pasaribu), dengan ini mengadakan suatu pernyatan bersama, yang disebut "Piagam Balige", sebagai menyambung pernyataan pendahuluan di Tarutung tanggal 3 Mei 1957 yang ditandatangani oleh Sdr2 : R.P.O Sotarunsol Siahaan - T.H. Siagian glr Mangaradja Tanda - Mudin Maha - dan R. K. Monanti Maha sebagai utusan dari keturunan tersebut di atas : (lihat lampiran I) maka dalam pertemuan resmi tanggal 25 Mei 1957 digedong Antara Balige, yang dihadiri oleh para utusan pengetua2 dari segenap pelosok : tempat keturunan dari Tuan Sorba ni Banua di atas kurang lebih seratus orang utusan, telah mengambil keputusan bersama sebagai berikut :
    I. a. Dalam pertemuan diatas setiap wakil2 dari kelima nenek tersebut telah menguraikan dengan panjang lebar sedjarah yang diketahui dari nenekmoyang sedjak purbakala tentang silsilah dari si Radja Huta Lima, dan satu sama lain bersesuaian pendapat dan kebenarannya, sehingga mendapat sambutan gembira dan semakin eratnya rasa persaudaraan/kekeluargaan yang mana : 1. Maha -2. Sambo dan 3. Pardosi anak dari si Radja Huta Lima, adalah adek dari Sibagot ni Pohan, Sipaittua, Silahi Sabungan dan si Radja Oloan, dimana anak dari si Radja Huta Lima tersebut mendjadi marga2: Maha - Sambo dan Pardosi yang berada serta berkembangbiak di :
    MAHA = DI Keneppen (Kt Maha - Kt Ntuang), Kuta Delleng -Maha bunga - Persupaan - Sinampang - Djandi - Parongil Lao Markelang - Lau Ndjuhar - Mangin Molih - Pasir Tengah (Dairi), Negeri Pasir Belo - (Rundeng Singkel) dan Kuta Gorat (Tanah - Alas).
    SAMBO = Kaban Delang - Kintara - Gumuntur (Dairi) - Batu2 Tenggersing - Pulo - Sampe (Rundeng - Singkel).
    PARDOSI = Pendangen (Dairi) dan di Tanah Karo dan sebagainya.
    b. Kelima...bersambung...

    ReplyDelete
  2. Saya Boru Maha BerIbu Boru Hutagalung BerOmpung Maha+Boru Hutagalung, Marga Hutagalung+Hutabarat, Bisakah Saya Menikah dgn Marga Tambunan BerIbu Hutabarat??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak karena Maha Sama juga Dengan Marga Silalahi

      Delete
  3. Batak tidak hnya Toba. Toba adalah salah satu puak dari Batak. Batak trdiri dari Angkola, Karo, Mandailing, Nias,Pakpak, Simalungun, Toba. Dinamai Batak yang merupakan masyarakat bermarga, mempunyai sistim kekerabatan kesepupuan, pihak putri/menantu, dan pihak marga asal isteri dngan sebutan sesuai ucapan lokal/puak. Contoh: Dongan Tubu/Senina/Dengngan Sebeltek; Boru/Berru; dan Hula2/ Kula2/Mora/Kalimbubu. Di tiap2 puak ketiga sebutan itu ada sesuai ucapan lokal. Begitu pula dngan panggilan hubungan kekeluargaan seprti Puhun/Tulang/Mama; Tonga/Papun/Patua/Amanguda/Amangtua/; Bengkila/Mamberru/Amangboru; dan lain sebagainya sebutan kekerabatan yang ada di masyarakat Batak/puak2. Aksara Batak, bahasa/ucapan, mempunyai akar yang hampir sama, beda2 logat. Sistim kekerabatan, panggilan kekerabatan, brbagai kemiripan adat, brbagai kemiripan akar bahasa, brbagai kemiripan busana, dan lain2 kemiripan antar puak brbda dngan Aceh di Utara Melayu di Timur, dan Minangkabau di Selatan menjadi identitas umum masyarakat Batak yang trdiri dari bbrapa puak selanjutnya trdiri dari marga2. Itulah antaralain yang saya pelajari dan ketahui semenjak kecil dan sekolah SR. Bahwa Batak adalah keturunan seorang figur Siraja Batak tidak prnah saya dngar seblumnya, itu muncul (saya dngar) di masa moderen ini sebagai apresiasi diri. Orang luar mengenal *Orang Batak*. Blakngan ini nama Batak cukup hrum dan dihormati hingga plosok Indonesia yang luas ini bahkn sudah mendunia. Saya kira tidak ada manfaatnya menajamnajamkn prbdaan puak dan suku, KTP dan akta lahirpun sudah tidak mencantumkn suku dan puak. Adalah lebih baik bila pnggalian bahasa dan adat suku/puak dimaksudkn dalam keranka kekayaan hukum, budaya, dan kepribadian nasional nusantara Indonesia. Njuah-njuah.

    ReplyDelete
  4. Apakah marga maha bisa menikah dengan sipayung?

    ReplyDelete
  5. Bisakah perempuan marga maha menikah dengan laki laki marga pasi ?

    ReplyDelete